BE POSITIF AND LET'S ACTION

Ide Gila Pengusaha ala Purdi E Chandra

0 komentar
Pak Purdi memang ada ada saja ide gilanya, sebagai contoh beberapa yang beliau share pada kita kita semua seperti :

Ide GILA bakso selalu habis.
Ceritanya ada seorang bapak tukang bakso yang jualannya tidak pernah laku, suatu hari dia punya ide GILA… Daripada capek dorong2 gerobak penuh bakso dan tidak laku, mending aku keliling pakai gerobak tanpa bikin bakso, yang penting keliling. Dus dipraktekkanlah ide ini, si bapak tadi cuman keliling dengan gerobak baksonya, tiap papasan dengan orang dibilang baksonya habis, habis habis. Hari berikutnya begitu juga, sehingga orang banyak penasaran dan ingin membeli baksonya, tapi tetap dibilang abizzzz. Dua minggu trik ini dilakukan, dan meledaklah penjualan bakso si bapak ini, gara2 orang pada penasaran baksonya abis terusss hahahaha! Ada yg mo cobain ide gila ini?

Ide mencari karyawan yang jujur.
Menurut pak Purdi, beliau sering dikibulin karyawan pada awal-awal membangun bisnis. Segala cara dicari untuk meminimalisir pengibulan terutama di segi keuangan, sampai akhirnya beliau ketemu tips jitu yaitu dengan mempekerjakan karyawan yang memiliki golongan darah A! Nah lo… apa hubungannya golongan darah dengan kejujuran terutama di bidang keuangan? Menurut pak Purdi tak diragukan lagi bahwa orang dengan golongan darah A adalah orang yang jujur, sekarang di semua bidang usaha, beliau selalu menempatkan karyawan dengan golongan darah A di bagian keuangan, dan sampai saat ini terbukti tips ini jitu. Menurut beliau lagi tipe golongan darah sangat penting, misalnya karyawan beliau dengan golongan darah B tidak akan pernah ditempatkan di bagian keuangan, karena golongan darah B bukanlah orang yang jujur seperti orang dengan golongan darah A. Bagaimana dengan yang punya golongan darah O? Golongan darah ini jauh banget malah dari A, jadi O tidak ada deket2nya dengan A. Bagaimana yang AB? Karyawan dengan golongan darah AB memiliki sifat ya A, ya B, jadi tidak konsisten. Jadi jangan resikokan usaha anda! Tempatkan karyawan dengan golongan darah A di bagian keuangan, dan anda akan selamat! Oh iyah, penelitian ini katanya berasal dari Jepang loh, benar tidaknya gak tau yang jelas tips ini terbukti bagus di perusahaan pak Purdi.

Ide selalu berpikir positif apapun keadaan yang sedang dihadapi.
Pada awal awal pengembangan Primagama, pak purdi bermaksud membuka cabang di Solo setelah Primagama yang pertama telah dibuat di Jogja. Karena masih bermodal cekak, maka pak purdi membawa tukang dari Jogja untuk merenovasi Primagama baru yang akan dibuka di Solo. Nah, pada saat perjalanan dari Jogja ke Solo ternyata mobil pick up yang membawa bahan bangunan serta tukang ini menabrak pohon. Disini yang paling menarik, bahwa pak Purdie selalu berpikiran positif, sehingga beliau berpikir bahwa INI ADALAH FIRASAT BAIK! Menurut beliau, ini bakalan laris Primagama yang di Solo, buktinya mobil ini pakai nabrak dulu, pasti setelah ini bakalan sukses primagama di Solo! Pak purdi bahkah masih sempat berkelakar dengan sopir pickup dengan bertanya “Apa sampeyan gak lihat pohon lagi jalan, kok sampai ketabrak!” Coba bayangkan apabila pak purdi berpikir negatif, wah pake nabrak segala ini mobil, ini bisa jadi pertanda buruk Primagama yang akan dibangun di Solo bakalan gak laku, ini buktinya mobil pake nabrak! Tapi bukan pak Purdi kalau gak selalu berpikir positif, meski nabrak beliau tetap melanjutkan pembangunan Primagama dan hasilnya bisa kita lihat sekarang Primagama ada di mana mana.

Sedekah suka suka.
Menurut pak Purdi sedekah amatlah penting, persis seperti yang diajarkan ustad Yusuf Mansur. Dan Sedekah yang terbaik adalah sedekah yang Inden, artinya misal kewajiban bagi umat islam adalah mengeluarkan zakat 2.5 persen dari penghasilan yang didapatkan, nah, akan lebih bagus kita bayarkan sedekah indent yaitu dengan mengeluarkan 2.5 persen di awal, maka rejeki yang 100 persen akan segera mendatangi kita. Menurut beliau lagi, sedekah yang terbaik adalah yang dilakukan melalui transfer bank, karena pengembaliannya juga akan melalui transfer bank…

Bangun Bisnis, Beli Properti

0 komentar
Ada satu petuah bisnis menarik yang diajarkan oleh Robert T. Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad, Poor Dad”, yang jadi Best Seller. Petuah itu bunyinya, “Setelah kita sukses membangun bisnis maka jangan lupa beli properti. Selain kita punya penghasilan dari bisnis yang kita jalankan, kita juga akan mendapat untung dari gain kenaikan nilai properti itu”. Saya kira, Kiyosaki benar. Petuah itu sebenarnya merupakan kata kunci yang menjadi sebab, mengapa orang kaya semakin kaya. Oleh karena orang kaya yang cerdas selalu membeli properti yang setiap waktu akan terus berlipat nilainya, itulah yang membuatnya semakin kaya.

Namun, jauh sebelum membaca buku itu, sebagai entrepreneur saya sudah mempraktikkan ajaran itu sejak dulu. Oleh karena itu, ada petuah tambahan yang bisa saya berikan untuk anda dalam membeli properti dari hasil keuntungan sukses bisnis yang anda bangun. Dalil bisnisnya berbunyi, “Kalau anda berniat membeli properti, janganlah sesuai kemampuan dana yang tersedia. Bahkan lebih baik belilah properti dengan utang bank. Oleh karena semakin sedikit uang yang anda keluarkan untuk membeli properti, semakin besar keuntungan anda”.

Jelaslah, kalau kita punya dana Rp 400 juta janganlah membeli properti pas senilai dana yang kita punya. Bukankah membeli properti tidak harus tunai. Bisa dengan cara kredit. Jadi sebaiknya pecahkanlah RP 400 juta anda untuk 4 properti, misalnya masing-masing cukup anda bayar uang muka pembeliannya sebesar Rp 100 juta, sisanya Rp 300 juta dari bank. Nah, kalau anda hanya membeli satu properti senilai Rp 400 juta, maka lima tahun kemudian anda hanya akan menerima keuntungan berlipat-nya harga dari satu properti saja. Tapi kalau empat properti, lima tahun kemudian satu properti anda yang semula Rp400 juta telah berlipat menjadi Rp 2 milyar. Sehingga 4 properti menjadi 8 milyar.

Barang kali anda bertanya, mengapa membeli properti dengan utang lebih menguntungkan? Ada baiknya kita simak saran bisnis dari Dolf De Roos, konsultan ayah kaya Robert T. Kiyosaki dalam bukunya, “Real Estate Riches” Dolf menulis, “Saya tidak membeli properti untuk membeli tanahnya, karenaitu tidak produktif. Saya tidak membeli properti untuk bangunan gedung karena butuh maintenance. Dan, saya tidak membeli properti untuk disewakan karena butuh manajemen. Alasan terkuat saya membeli properti adalah untuk mendapatkan utang. Alasannya sederhana, “Jumlah utang selalu sama, tetapi nilai aset terus melambung”.

Dengan memetik petuah bisnis tersebut, saran saya, kita sebaiknya jangan takut berhutang ke bank untuk membeli Properti. Ubahlah mindset, bahwa utang akan mengundang masalah bagi anda. Memang untuk belajar memupuk rasa percaya diri dalam berhutang bolehlah memulai dengan nilai kecil. Tapi, sekali anda berhasil bukan anda yang mencari utang ke bank, tapi bank yang justru akan mencari anda supaya mengambil utang.

Tak salah kalau lantas muncul canda di kalangan entrepreneur bahwa, “kalau anda berani utang Rp 50 juta, andalah yang punya masalah. Tapi kalau anda berani utang Rp 50 milyar. Bank yang akan punya masalah. Percayalah, semakin sering kita berani utang, maka bank akan semakin percaya pada bisnis kita.” Anda berani mencoba?

Purdie e Chandra

Tips melatih otak kanan

0 komentar
Ada berbagai macam cara agar otak kanan kita lebih berfungsi maksimal. Cara - caranya pun mudah, bisa dilakukan siapa saja, dan kapan saja. Salah satu contohnya adalah : Eight game Pura-puralah menulis angka delapan tidur atau simbol ? di udara dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan. Cobalah dan teruskanlah permainan ini setelah sarapan, selama dua menit setiap hari. Thumb game Acungkanlah jempol tangan kiri dan kelingking tangan kanan, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah jempol tangan kanan dan kelingking tangan kiri, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kiri. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan. Cobalah dan teruskanlah permainan ini bersama teman-teman setelah makan siang, selama dua menit setiap hari. Pattern game Gambarlah pola-pola tertentu di atas kertas kosong, dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama, ke arah dalam, luar, atas, dan bawah. Selain bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan, permainan unik ini juga dapat menggali potensi visual. Cobalah permainan ini selama dua menit setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut.

atau bisa juga dengan

1. Angkat tangan kiri setinggi dada dan lakukan gerakan mengayun membentuk angka delapan tidur.
2. Gerakan menyilang dimana saat tangan kanan memukul ke kiri, kaki kiri menendang ke kanan, dan sebaliknya.
3. Lebih bervariasi lagi suatu gerakan akan lebih bagus efeknya pada fungsi otak. Lakukan semua gerakan yang menyilang yang mungkin bisa dilakukan seperti kedua gerakan di atas.
4. Untuk kegiatan sehari-hari, coba gerakkan denga:
- Menyapu atau membesrihkan lantai dengan tangan kiri.
- Memasukkan bola pada keranjangnya dengan tangan kiri, usahakan agar bola terarah pada tujuan.
- Bila memiliki kesabaran tinggi, coba dengan menulis menggunakan tangan kiri. Walau awalnya sulit namun hal ini sangat baik efeknya terhadap otak kanan.

Silahkan mencoba hal-hal yang kamu rasa tidak terbiasa dan pastikan kamu akan merasa lebih memiliki pola hidup yang berbeda dari kebanyakan orang dan tentu akan lebih kreatif dalam berusaha dan berkarya.

SIAPA BILANG JADI PENGUSAHA SUKAR ?

0 komentar
 
Sama halnya seperti berenang dan menyetir. Sekali kita bisa, kita tak akan lupa. Masalahnya banyak orang yang belum “tuntas” belajarnya, sudah berhenti dan berkata “Bisnis itu susah, resiko”. Berikut adalah 5 langkah kilat jadi pengusaha, yang sudah terbukti menghasilkan banyak pengusaha sukses. Tanpa banyak teori! 

1. Hitung Untungnya Kebalik
Kenapa kebanyakan orang tidak memiliki keberanian memulai usaha? Survey membuktikan, mayoritas orang menghitung resiko-resiko jika mereka membuka usaha dan kerugian yang akan dialaminya. Mereka mendengarkan kabar angin tentang usaha sejenis milik kenalannya yang bangkrut. Ataupun mereka menghitung BEP (balik modal) yang terlalu lama. Anehnya semua analisa tersebut dibuat oleh mereka sendiri, dihitung sendiri dan ditakuti sendiri. Seperti kawan saya yang akan membuka bengkel ganti oli, dia membuat perencanaan kerja. Tidak ada yang salah dengan perencanaan kerja lho, itu harus. Tapi, dalam perhitungannya dia menggunakan sistim perhitungan maju atau dari awal buka sampai brapa keuntungan yang akan didapat. Apakah anda seperti itu juga? Tidak salah juga. Ternyata setelah dihitung, dengan asumsi jumlah mobil yang ganti oli 20 perhari, tidak mencukupi untuk menutup operasional, seperti sewa tempat gaji, listrik dan sebagainya. Buntutnya, gak jadi usaha!


Coba kalo ngitungnya mundur, “Berapa untung yang anda inginkan?”. Kemudian disusul dengan, “Bagaimana supaya bisa untung segitu?”. Nah, dari situ kita mendapatkan langkah-langkahnya. Yuk, kita ambil contoh usaha bengkel tadi? Berapa tahun BEPnya jika anda hitung maju atau dari belakang? Ternyata 5 tahun. Kok lama ya? Knapa gak dibuat 5 bulan aja? Atau 5 minggu? bahkan 5 hari! Mana mungkin? Coba dibalik, “Bagaimana bisa mungkin?”. Jika kita selalu manghitung ruginya atau untungnya kelamaan, kita jadi tidak termotivasi untuk mulai. Jadi dengan menghitung untungnya lebih cepat, kita akan semangat untuk mulai.


Tapi bagaimana jika tidak seperti yang kita perhitungkan? Maka, ciptakan target atau harapan baru. Toh, jika anda hitung ruginya, juga belum tentu tepat, benar gak? Trus, ngapain nakut-nakutin diri sendiri dengan kerugian?! Kecuali, usaha tersebut bukan usaha yang pertama, maka patut kita rencanakan dengan matang.


Jadi boleh gak mulai usaha dengan banyak menghitung ruginya? Boleh! Hitung ruginya, jika anda tidak mulai usaha secepatnya. Misalnya, gimana jika di PHK sebelum ada usaha? Gimana jika tidak dibuka usahanya, kemudian keburu dibuka orang lain? Gimana kalo ternyata usahanya booming, sedangkan kita gak jadi buka usaha karena banyak ngitung? Rugi kan?


Maka dari itu, jika mau jadi pengusaha, banyaklah berfikir optimis (tapi realistis), banyak hitung untungnya, jangan banyak hitung ruginya.


2. Ciptakan The Power of Kepepet
Beberapa orang sukses karena mereka punya visi yang sangat jelas, tapi lebih banyak orang sukses dari kepepet. Memang seperti itu hukumnya. Nenek-nenekpun bisa loncat pagar setinggi 3 meter saat kepepet. Masih ingat saat-saat sekolah dulu? Kita kenal istilah SKS=sistem kebut semalam. Karena besok ujian, otak kita akan kita pacu lebih cerdas. Gimana aktualisasinya dalam bisnis? Anda bisa memberi Dp/uang muka tempat usaha anda kelak. Terima order juga membuat anda terpacu. Ceritakan ke banyak orang tentang usaha yang akan anda buka, beritahu tanggalnya! Sehingga setiap kali ketemu kawan anda, dia akan mengingatkan anda. Resign dari tempat kerja dan full time menjalankan usaha sendiri.


Daya ungkit kepepet berarti membakar jembatan terhadap segala sesuatu kemungkinan untuk mundur. Pokoknya Bagaimana Harus Mulai Usaha Secepatnya!


Target-Rencana-Jerumuskan

3. Mulai dari ATM
Pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh orang yang mau mulai usaha adalah “mulai dari mana?” Misalnya anda sudah memiliki ide usaha, membuka manicure&pedicure(m&p), salon perawatan kaki&kuku yang sekarang lagi tren. Dari mana anda mulai? Dari mana anda biasa berlangganan atau mana salon m&p yang paling terkenal?


Coba AMATI bagaimana mereka menjalankan bisnis. Anda bisa mulai dengan berpura-pura menjadi pelanggan, tanyakan segala macam perawatan yang mereka sediakan. Minta brosur jika ada. Jika memungkinkan, temuin yang punya, karena dialah yang paling tahu detailnya. Siapa saja pelanggan tetapnya? Berapa omsetnya satu bulan? Kenapa dia memutuskan membuka m&p, kok nggak bisnis yang lain? Tulis detail pengamatan anda, jangan hanya disimpan di memori otak. Cara yang lain untuk mendapatkan informasi dengan murah adalah lewat Internet/web. Anda tinggal masuk ke search engine seperti www.google.com atau www.yahoo.com. Sangat mudah sekali, cukup ketik subyek yg ingin anda cari, misal: manicure pedicure. Sekejap mata akan keluar list web yg berhubungan dengan m&p. Saya juga menggunakan cara yang sama untuk mendapatkan info bisnis.


Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana bisnis untuk membuka yang m&p serupa. Bisa anda susun dari hasil survey anda, atau juga bisa ‘TIRU’ dari bisnis serupa yang di-franchise-kan, melalui web juga. Jika di hari gini masih bilang ‘gaptek’, ya jangan berharap bisa bertahan bisnisnya. Wong supir saya aja pun bisa main internet. Enaknya kalo bisnis, nyontek itu diijinkan asal tidak berhubungan dengan hak paten.


Langkah terakhir adalah memoles apa yang sudah ada. Menambahkan unsur differensiasi(perbedaan)nya, menambahkan keunggulan produk/servis kita dibanding salon lain. Differensiasi bisa di produknya, misalnya dengan memberi kualitas yang lebih baik, harga terjangkau. Atau di servisnya yang ditambah, misal ada gratis poles kuku 1 kali. Bisa juga di atmosphere(suasananya), dengan menampilkan interior dan seragam yang khas keraton, seolah-olah seperti ‘ratu’ yang sedang dirawat, lengkap dengan aroma terapinya. Gimana kalo udah ada yang melakukan itu? Tinggal tergantung dari kreatifitas kita aja. Kalo yang lain pake baju keraton, tempat kita pake baju Jepang, interiornya juga khas Jepang. So simple! Modifikasi juga bisa dilakukan sambil berjalan. Tidak perlu sempurna saat memulai, tapi menyempurnakan setelah dimulai.
What next? Tinggal dibuka saja usahanya. Sebaik-baik rencana, adalah yang dijalankan, bukan cuman teori. Seperti seorang kawan yang bertanya, “Bagusan mana buka bisnis A atau B?” Saya jawab,”Bagus yang cepat dibuka, bukan cuman ditanyakan!” Kalo anda bimbang memilih bisnis yang cocok, tulis aja di kertas kecil, satu-persatu ide usaha anda. Kemudian gulung & masukan ke kaleng, kocok dan ambil seperti narik arisan. Yang ditarik itu yang cocok untuk anda. Daripada mati penasaran karena tidak pernah mulai, mendingan mulai walau terjatuh. Setidaknya kita belajar sesuatu. Betul apa betul?


4. Pakai Dongkrak
Masih ingat cerita David(Nabi Daud)&Goliath? Dimana David menggunakan katapel untuk menyerang raksasa Goliath. Atau contoh lain, saat ban mobil anda bocor. Anda menggunakan dongkrak untuk mengangkat mobil yang ratusan kilo beratnya. Jika kita menggunakan tenaga kita saja untuk mengangkat mobil, jelas hal yang mustahil. Jadi fungsi dongkrak adalah membuat sesuatu yang berat jadi ringan, sesuatu yang tidak mungkin jadi mungkin. Begitu juga dalam bisnis, kalo mau berkembang cepat, ya pake dongkrak. Misalnya, bagaimana cara menjual donat 10000 buah perhari? Jika kita menjual seorang diri dan hanya mengandalkan orang datang membeli, ya mustahil. Tapi jika kita membentuk armada penjualan, ya jelas memungkinkan terjual.


Dongkrak atau daya ungkit dalam bisnis banyak macamnya. Tapi yang sering kita pakai adalah daya ungkit JARINGAN, daya ungkit UANG orang lain dan daya ungkit MINDSET. Jaringan, bisa berarti karyawan atau jaringan didalam perusahaan kita, bisa juga relasi bisnis. Semakin banyak tim (yang bisa diandalkan), semakin ringanlah tugas kita. Semakin banyak relasi bisnis kita, maka akan semakin cepat bisnis kita berkembang. Kok bisa? Bayangkan seandainya anda membuka usaha kontraktor di suatu kota yang sama sekali baru bagi anda. Tidak ada orang yang anda kenal. Semuanya mulai dari nol. How? Apakah usaha anda akan berkembang pesat? Sukar! Karena langkah pertama, anda harus mencari kenalan dulu (membentuk jaringan). Tapi bagaimana jika anda mengenal (dan dipercaya) oleh 10.000 orang di kota itu? Pasti lebih mudah dan cepat bagi bisnis anda untuk berkembang. Ilustrasinya, peluang itu selalu ada, tapi tidak selalu ditangan kita. Seringkali, peluang terpegang oleh tangan orang lain yang mengenal kita. Mungkin orang itu tidak membutuhkan peluang itu, tapi dia bisa mereferensikan peluang itu masuk ke kantong kita.


Tentu saja semuanya dimulai dari ‘Rekening Kehidupan’ yang kita tanam. Seberapa banyak bibit manfaat yang telah kita sebarkan ke orang lain tanpa pamrih. Sebanyak itulah jaringan kita yang bisa diandalkan.
Daya ungkit Uang orang lain sangat berguna untuk membesarkan usaha kita. Seringkali kita kepentok masalah modal, saat bisnis kita berkembang. Sebenarnya itu tanda-tanda kehidupan bisnis kita. Semua bisnis akan mengalami fase-fase seperti itu, kalo perkembangannya cepat. Masalahnya, kita masih berfikir bahwa bisnis harus pakai uang sendiri atau pemerintah. Ntah kenapa pemerintah selalu kena getahnya saat bisnis kita memerlukan modal. Wong pada saat membuka, pemerintah juga gak maksa. Mungkin jiwa kemandirian atau entrepreneurship itulah yang belum tertanam di bangsa ini. Kenapa tidak menggunakan duit (kerjasama) saudara, mertua, teman ataupun Bank. “Wah, susah pak pinjam di Bank, prosedurnya berbelit! Teman dan saudara juga paling gak mau.” Nah, inilah gunanya daya ungkit yang ketiga, MINDSET ! Jika kita berfikir bisa atau tidak bisa, maka kedua-duanya benar. Jadi mana yang akan kita ‘set’ di otak kita? Selalu berfikir Bisa atau Tidak bisa?


5. Ngeyel dengan Strategi
Inilah jurus PAMUNGKAS dalam dunia usaha. Seperti seorang anak kecil yang belajar berjalan. Dimulai dari merangkak, dia berusaha meniru bagaimana ibu bapanya bisa berdiri, diapun belajar berdiri. Kadang kakinya yang belum ‘terbiasa’ dilatih untuk terbiasa berdiri. Setelah bisa berdiri, selangkah demi selangkah, si anak mulai belajar berjalan. Apakah langsung lancar? Impossible, kecuali bayi ajaib. Nah, apa yang terjadi? Dia mulai terjatuh, tapi dia bangun lagi. Jatuh lagi, bangun lagi. Pertanyaan saya, “Sampai berapa kali seorang ibu/bapak akan memberi kesempatan kepada si anak untuk belajar berjalan, sampai akhirnya menyerah? 5kali, 10kali, 100kali, 1000kali, atau…..? Pasti semua menjawab,”SAMPAI BISA BERJALAN”. Oleh sebab itu kita bisa melihat semua orang normal berjalan di muka bumi ini. Inilah FORMULA AJAIB untuk sukses.


Sekarang, “Berapa kali anda akan memberikan kesempatan kepada diri anda untuk menjadi PENGUSAHA SUKSES, sehingga akhirnya anda menyerah?!”. Dengan analogi yang sama, tentu saja SAMPAI BISA SUKSES! Tentu saja bukan sekedar ‘Ngeyel buta’, tapi NGEYEL dengan strategi. Tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ubah metodenya jika gagal. Cari jalan lain, lurus buntu, belok kanan, belok kiri, loncat keatas, buat terowongan, bahkan jika sudah mentok, ganti usahanya, untuk mengembalikan momentum.


Rejeki adalah suatu misteri, kadang kita mendapatkan di langkah ke 10, kadang kita baru mendapatkan di langkah ke 100. Trus, bagaimana kita mensikapi agar tidak down mental kita? Tetap OPTIMIS, ciptakan harapan-harapan baru, setiap kali kita gagal. Katakan pada diri anda, kurang 10 langkah lagi FINISH. Katakan seperti itu, setiap kali anda akan menyerah. Fokus ke Impian anda, bukan penolakan atau kegagalan! Dan camkan bahwa:
Tidak ada kegagalan, yang ada hanyalah PEMBELAJARAN

Pasti ada celahnya dalam bisnis. Jika seorang pebisnis tidak memiliki masalah, artinya bisnisnya tidak jalan. Masalah bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi. Saya teringat saat-saat saya dalam kondisi minus, saya katakan kepada diri saya, “Jaya, inilah HARGA yang harus kamu bayar untuk menjadi sukses. Jalan terus, tatap ke depan, kesuksesanmu sudah didepan mata. Semua orang sukses mengalami hal yang serupa!” Sambil mengingat orang-orang yang saya cintai. NEVER, NEVER, NEVER GIVE UP!



FIGHT!
Jaya Setiabudi

Hutang Berlipat, Kekayaan Meningkat

0 komentar
Miming Pangarah memang pandai mengelola hutang sehingga omset perusahaannya mencapai puluhan miliar hanya dalam waktu dua tahun. Bagaimana?

Perasaan apa yang dialami oleh seseorang ketika berhutang pada bank? Malukah atau merasa khawatir tidak mampu membayar angsuran?. “Kedua perasaan itu pernah saya alami dua setengah tahun yang lalu,” kenang Miming Pangarah, pemilik perusahaan percetakan asal Bandung, Indoprint. “Bila sekarang, berapa pun besarnya jumlah hutang yang di tawarkan pasti saya akan ambil,” tukasnya. Pada tahun 2002 Miming hanyalah pengusaha biasa dan belum dikenal sukses seperti sekarang.

Baru setelah dia mendapatkan berkah dari ‘bermain hutang bank’ namanya berkibar khususnya di kalangan komunitas Entreprenur University (EU). “Saya belajar bagaimana caranya agar uang dapat bekerja untuk kita,” ungkapnya. “Sebelum ini, saya hanya mempunyai hutang sekian puluh juta, dan pada waktu itu saya hanya berfikir bagaimana caranya agar hutang saya lunas. Saya berbuat bagaimana menutupi hutang, ternyata itu adalah cara yang salah!” katanya.

Belajar dari pentolan EU, yakni Purdi E Chandra, ia baru paham di dalam menjalankan bisnis yang lebih tepat adalah bukan berusaha bagaimana agar hutang-hutang menjadi lunas, tetapi sebaliknya adalah bagaimana agar bisa mendapatkan hutang lebih besar dari utang tersebut. Maka ketika dia hanya memiliki hutang kecil, ia mengaku mesti bekerja menjaga toko mati-matian agar bisa menutup tanggungan angsuran bulanan. “Kebalikan dengan sekarang, besarnya bunga yang harus saya bayar per bulan kepada bank kira-kira Rp 60 juta, tetapi bukan saya yang membayar, karena keuntungan bisnis yang berjalan itulah yang menutup sendiri,” paparnya. Logikanya sederhana. Hitungan kasar bunga bank adalah sekitar 1,5% besarnya tiap bulan. Sedangkan profit yang didapatkan dari bisnis paling tidak adalah 5% dan bisa lebih. Dari situ besar bunga yang mesti ditanggung sudah tertutup masih ditambah sisa keuntungannya. Meski selisih hanya 3,5% itu sudah cukup besar bila dikalikan dengan jumlah hutang sebesar Rp 500 juta, misalnya.

Mengenai resiko kredit macet karena bisnis yang tidak bisa jalan atau merugi Miming menepis bahwa kemungkinan itu kecil terjadi asalkan pengusaha disiplin dalam mengelola manajemen keuangan. Prinsip yang harus dipegang bahwa menggunakan kuncuran kredit untuk keperluan konsumtif adalah tabu dilakukan. Ia mewanti-wanti bila orang sudah mulai berani menggunakan sekian ribu uang dari bank untuk di luar kepentingan bisnis, maka hal sembrono itu akan terus terulang dalam jumlah yang makin membesar. “Saya pastikan bahwa dia akan bangkrut,” ancamnya. Miming membenarkan bahwa masalah yang kerap dihadapi oleh pelaku usaha tingkat UKM ketika berhubungan dengan bank adalah tidak bisa meyakinkan pihak pemberi utang. Maka sejak awal hendak mengajukan keredit ia telah menerapkan pembukuan yang mengikuti standar berikut neraca dan rekening koran. “Laporan keuangan kita buat bagus sehingga bank percaya sama kita,” ujarnya. Soal agunan? Bukan masalah, karena aset yang di miliki itulah yang diagunkan, “Sehingga resiko tidak ada, karena paling-paling ruko saya yang diambil,” ucapnya enteng.

Saat ini ia mengaku sudah mempunyai lima buah ruko dan sedang membangun pabrik percetakan sendiri, di samping membuka usaha yang lain yaitu beberapa buah salon yang di waralabakan, BPR, usaha sablon, dan juga telah membeli franchise Primagama. Sehingga total asset yang di miliki adalah sekitar Rp 7 miliar yang dicapai hanya dalam tempo 2,5 tahun. Sedangkan total kredit mencapai sekitar Rp 3,5 miliar besarnya. “Ketika dulu saya takut sama bank, omset bisnis saya kira-kira cuma Rp 150 juta setahun, sekarang ketika saya berani menggunakan hutang bank omset saya sudah di atas 10 miliar setahun,” tuturnya mantap. Kredit dalam jumlah besar tentu saja tidak bisa diharapkan dengan serta-merta. “Saya juga mulai dari jumlah kecil,” ujarnya. Pertamakali mengajukan kredit senilai Rp 30 juta, kemudian meningkat seiring dengan pertambahan aset yang di hasilkan dari kucuran dana sebelumnya. “Maka perlu sekali untuk menjaga hubungan baik dengan tidak membuat kesalahan dengan bank,” imbuhnya. Meski jaringan usahanya sudah mulai menggurita bukan berarti pembicara aktif EU tersebut mesti sibuk mengurusi bisnis tiap hari. Sebaiknya dia leluasa menjalani aktifitasnya berkeliling sebagai pembicara ke berbagai kota di seluruh Indonesia baik di Jakarta, Cilegon, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Palembang, Padang, Denpasar dan lain-lain. “Saya adalah orang yang paling dicari setelah Pak Purdi,” katanya. Sedangkan urusan bisnis ia telah mempercayaksan pada SDM yang menangani secara profesional. “Saya menerapkan manajemen profesional termasuk untuk menggaji diri saya,” tuturnya. Ia ingin meyakinkan bahwa kalau dengan apa yang dilakukannya dia bisa melakukan loncatan seperti sekarang, tentu orang lain akan bisa pula.

Saya hanya ingin merubah pikiran banyak orang bahwa bisnis itu tidak mesti memakai uang, yang penting butuh keberanian,” tegasnya. Ditambahkan, “Ketika seseorang sudah memiliki niat untuk berbisnis, pikirkan bisnis jenis usahanya dan jalannya. Artinya tidak bisa hanya dengan berangan-angan tetapi sambil diam saja.”

Sumber: www.garagarapurdi.com

 
Dapatkan Uang Lotre $10.000 Hanya Dengan Mengklik Banner di Bawah,Serta free Login Register.Get $10000 Only By Clickling This Banner.