BE POSITIF AND LET'S ACTION

OTAK KANAN, EMPATI DAN KASIH SAYANG

0 komentar
 Seorang guru yang mengajar berhitung untuk kelas 3 SD, Masuk kelas dengan malas. ”Anak-anak, sekarang kita belajar berhitung,” kata guru. ”Jumlahkan bilangan : 1+2+3+4+5+6+7+…. dan seterusnya sampai terakhir tambah 2000 !” perintah guru. Guru tersebut berfikir bahwa anak-anak tidak akan mempu menyelesaikan tugas tersebut, yaitu menjumlahkan bilangan dari 1 sampai 2000 dalam waktu 2 jam – bahkan jika pakai kalkulator sekalipun. Sehingga guru tersebut dapat duduk-duduk santai saja.
Tetapi tidak. Hanya dalam waktu sekitar 1 menit, seorang murid mengacungkan tangan dan berkata ”Saya bisa, saya sudah selesai”. Guru tersebut kaget, ”Mana mungkin,” pikirnya. Tetapi murid tersebut memang bisa, dan benar. Ia mengatakan jawaban dari soal itu adalah 2.001.000. Bagaimana caranya?
Murid itu mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat karena menggunakan otak kanan dan otak kiri secara harmonis. Otak kiri berpikir dengan cara urut, bagian perbagian, dan logis. Sementara otak kanan melengkapinya dengan cara berpikir acak, holistik, dan kreatif.
Coba kita perhatikan cara murid itu menggunakan otak kiri dan otak kanannya sebagai berikut. Pertama, tuliskan kebali soal berhitung di atas sebagai berikut.
1+2+3+4+…. ….+1997+1998+1999+2000 = ….. ?
Pada saat kita mencoba menggunakan otak kiri saja, pasti sulit. Tapi coba gunakan otak kanan yang acak, … jumlahkan yang pertama dan terakhir. Kita peroleh :
1 + 2000 = 2001
2 + 1999 = 2001
3 + 1998 = 2001
4 + 1997 = 2001 dan seterusnya.
Sehingga kita peroleh jawaban 2001 x 1000 = 2.001.000
Dalam proses belajar atau kehidupan sehari-hari, orang sering hanya menggunakan setengah kemampuannya saja yaitu otak kiri.
Sayangnya, pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aktivitas pembelajaran otak kiri, dengan mengunggulkan logika, cara berpikir matematis, dan analitis. Bahkan kekuatan otak kiri di-baku-kan dengan serangkaian tes IQ (Intelligence quotient ). Seseorang yang memiliki skor IQ tinggi dianggap pintar, cerdas, dan jenius. Sedangkan yang skor tes IQ-nya rendah dianggap bodoh, bahkan idiot. Seringnya skor IQ seseorang dikaitkan dengan sukses atau tidak hidupnya di masa depan.
Bobby de Potter dalam bukunya yang fenonemal “QUANTUM LEARNING” membongkar semua kepalsuan dan mitos seputar IQ. Banyak orang yang terniliai IQ tinggi, ternyata tidak sukses dalam karir dan bisnisnya di masa depan. Sebaliknya, justru orang-orang yang berhasil dalam hidup, karir dan bisnis itu berangkat dari orang-orang yang pada masa lalunya dianggap tidak memiliki IQ tinggi. Sebut saja Bill Gates, pendiri Microsoft Corporation yang pernah menduduki singgasana orang terkaya di dunia, pada masa sekolahnya justru pernah tidak naik kelas. Bahkan Abdurrahman Wachid (Gus Dur) Presiden Indonesia ke-4 pernah tidak naik kelas saat sekolah menengah di Jakarta. Kisah sukses mereka saat ini bukan karena IQ mereka yang tinggi saat tes di sekolah. Melainkan, karena mereka mengembangkan kemampuan otak kanannya selama masa perkembangan kedewasaannya. Kerja yang seimbang otak kanan dan otak kiri akan menghasilkan kinerja otak yang sangat maksimal.
Nah, bagaimana cara mengembangkan otak kanan?
Belahan otak kanan berfungsi untuk berpikir holistic, spasial, metaphoric dan lebih banyak menyerap konsep matematika, sintesis, mengetahui secara intuitif, elaborasi, dan variabel serta dimensi humanistic mistik. Otak kanan ini mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta, dan bakat artistic. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat. Belajar menyayangi segala hal, mulai dari menyayangi diri sendiri, menyayangi orang lain tanpa pandang bulu, menyayangi hewan dan tumbuhan, menyayangi kelestarian alam, menyayangi bumi, bahkan menyayangi orang yang membenci kita sekali pun, adalah salah satu bentuk latihan untuk memberdayakan otak kanan.
“Bila kita mengerti bahwa pengorbanan adalah untuk keuntungan kita juga, dan apabila kita mengerti bahwa yang kita berikan sebagai korban adalah hak mereka yang menerima, dan bila kita percaya bahwa janji itu benar - maka sebuah pengorbanan sama sekali bukan sebuah pengorbanan, tetapi sebagai sebuah tindak kasih sayang, sebuah kecintaan bagi jiwa-jiwa besar”(Mario Teguh - Sacrifice)

MENGAPA HARUS DENGAN OTAK KANAN??

0 komentar
Otak kanan adalah mata air yang mengalirkan anak-anak sungai yang bernama kreatifitas, intuisi, dan imajinasi. Tidak dapat dielakkan untuk menjadi lebih kreatif, intuitif dan imajinatif,kita harus membersihkan mata airnya, atau dengan kata lain kita harus mengasah otak kanan kita. Otak kiri cenderung memikirkan sedangkan otak kanan cenderung membayangkan. Ketika kita membayangkan sesuatu berulang-ulang, maka itu akan masuk ke otak bawah sadar, sedangkan otak kanan adalah gerbang dari otak bawah sadar. Kita tahu bahwa otak bawah sadar jauh lebih menentukaan daripada otak sadar. Dengan demikian otak kanan itu memang luar biasa pentingnya.
Jika kita menjadi golongan otak kanan tulen, niscaya kita akan menjadi sebutir batu permata ditengah gundukan batu kerikil, Selanjutnya tidak perlulah kita mengkirikan diri, yang perlu kta lakukan hanyalah mencari golongan kiri, dan itu sangat mudah untuk melengkapinya. Namun golongan otak kanan ini mempunyai kelemahan-kelemahan, biasa sebagai manusia pasti mempunyai kelemahan atau kekurangan, sebab tidak ada manusia sempurna, tidak ada manusia super, tidak ada manusia tahu segalanya, bisa segalanya , mempunyai segalanya. Manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan, mempunyai kehebatan dan kelemahan. Golongan otak kanan mempunyai kelemahan seperti tidak tepat waktu, mudah bosan, ceroboh, menggampangkan segala urusan, kurang mampu menyusun skala perioritas, dan kurang hati-hati.
Golongan kiri dan golongan kanan ini jika bertemu dan dibiaarkan berdebat, maka pastilah keduanya bersitegang, karena pola pikir mereka memang bertolak belakang. Golongan kiri selalu berfikir linier dan mencari kepastian sedangkan golongan kanan selalu lateral dan cenderung mengedapankan intutif. Namun uniknya golongan kiri selalu kepincut kepada golongan kanan dan sebaliknya golongan kanan juga selalu kepincut pada golongan kiri, yang pada akhirnya mereka menjadi satu pasangan, baik dalm kehidupan sehari-hari, ibadah, karier dan bisnis. Para pakar mengatakan bahwa mitra terbaik dalam segala urusan adalah mitra terbalik, karena akan saling melengkapi, yang kata orang menyebutnya sebagai keseimbangan yang sejati.
Untuk mudah diingat, otak kiri kita simbolkan sebagai kegiatan barsi-berbaris atau belajar ilmu pasti. Ya serba membosakan. Sedangkan otak kanan kita ibaratkan bermain cinta, serba menyenangkan, melibatkan emosi, kreatifitas, spontanitas dan imajinasi, tidak harus urut, tidak harus lazim-laziman. Tapi cinta yang syah lho, bukan yang lain..
Orang yang tergolong kuat otak kanan adalah golongan pebisnis atau pedagang, bukan pegawai, atau buruh. Orang Golongan otak kanan jumlahnya sedikit jika dibandingkan dengan golongan otak kiri. Dan perlu diketahui orang-orang kaya didunia kebanyakan adalah golongan otak kanan mereka adalah para pengusaha atau pebisnis, Para pemimpin dunia yang sukses dan luar biasa adalah golongan otak kanan. Nabi kita Muhammad SAW yang luar biasa itu juga seorang pebisnis/pedagang, Istri nabi Khadijah juga pebisnis, khulafaurrasyidin yang kaya raya itu juga pebisnis, sahabat nabi yang sepuluh dijamin masuk surga itupun seorang pebisnis semuanya kaya raya. Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan. Nabi bersabda ” Berdaganglah (berbisnis/pengusaha) kamu karena sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu berada di perdagangan(bisnis/usaha) ”. Dari dulu hingga zaman modern ini para pengusaha/pebisnis/pedagang adalah orang yang selalu beruntung dan selalu mendapat tempat yang terhormat dimasyarakat. Dan kayaknya mereka gampang masuk surgaa sebab merekla yang menggerakkan roda perekonomian, membuka lapangan kerja, memberikan sumbangan besar-besar.

Mengungkap Kesuksesan Orang Jepang

0 komentar



Berikut adalah 10 rahasia Sukses orang Jepang :


  1. Kerja Keras
  2. Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
  3. Malu
  4. Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
  5. Hidup Hemat
  6. Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
  7. Loyalitas
  8. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
  9. Inovasi
  10. Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
  11. Pantang Menyerah
  12. Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
  13. Budaya Baca
  14. Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
  15. Kerjasama Kelompok
  16. Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
  17. Mandiri
  18. Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
  19. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
  20. Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

18 Strategi Promosi Cerdas

0 komentar
Produsen sebuah produk baik barang atau jasa, membutuhkan strategi promosi yang tepat untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Strategi promosi produk sangat dibutuhkan. Karena tanpa adanya kegiatan promosi, sebuah produk tidak akan dikenal masyarakat. Makanya para pengusaha saling berlomba menggunakan berbagai strategi untuk mempromosikan produk mereka, guna memperoleh perhatian dari masyarakat.
Kegiatan promosi produk, tidak selamanya membutuhkan biaya yang cukup besar. Bagi Anda yang memiliki dana terbatas sekalipun, kegiatan promosi produk juga dapat dilakukan. Yang terpenting adalah kreatifitas Anda untuk menyusun strategi promosi dengan meminimalisir dana. Namun tetap perlu diingat, promosi dengan dana yang optimal, tentu akan menghasilkan respon pasar yang lebih optimal.  Oleh sebab itu, sebagai tambahan informasi, berikut kami informasikan 18 strategi promosi cerdas, bahkan nyaris tanpa biaya sedikitpun.
1. Menyusun daftar rencana promosi
Pertama, susunlah rencana promosi untuk menarik konsumen,  mulai dari tujuan promosi, target pasar,  nilai lebih produk yang akan ditawarkan, besaran anggaran dana yang digunakan, serta buatlah daftar kegiatan promosi untuk mengenalkan produk Anda kepada konsumen.
2. Tentukan konsep promosi sebelum memulai usaha
Sebelum memulai usaha, cari tahu mengenai besarnya minat konsumen untuk menggunakan atau membeli produk Anda. Selanjutnya tentukan konsep promosi yang diinginkan, bila perlu tambahkan logo atau slogan khusus pada produk agar konsumen ingat dengan produk maupun bisnis Anda.
3. Pilih sasaran pasar yang tepat
Jika anggaran terbatas, sebaiknya fokuskan target pasar produk Anda kepada suatu komunitas atau kelompok tertentu yang memiliki kebutuhan sesuai dengan produk Anda. Bila produk Anda sudah tersebar dan dikenal masyarakat, Anda dapat memperluas sasaran pasar.
4. Fokus kepada pelanggan
Bantu konsumen untuk menyelesaikan masalah mereka, jadi yakinkan pelanggan dengan memberikan informasi bagaimana produk Anda bermanfaat untuk mereka.
5. Penuhi permintaan pelanggan
Konsumen merupakan orang yang paling tahu kebutuhan apa yang mereka inginkan, oleh karena itu dengarkan permintaan mereka dan penuhi dengan menciptakan produk yang diinginkan konsumen. Agar produk yang Anda ciptakan sesuai dengan permintaan konsumen saat ini.
6. Berikan informasi gratis
Berikan informasi gratis yang berhubungan dengan produk Anda, misalnya dengan memberikan brosur, surat, atau menyajikan website yang memberikan informasi gratis dengan berita up to date, bila perlu kirimkan sms untuk menginformasikan promosi terbaru dari produk Anda.
7. Gunakanan online marketing
Promosi bisa dilakukan dengan mengirimkan email kepada para pelanggan sebagai bentuk  berkomunikasi. Bisa juga dengan membuat grup melalui facebook atau twitter, sehingga konsumen mengetahui informasi produk Anda melalui internet, yang dapat menjangkau konsumen lokal maupun internasional.
8. Manfaatkan relasi media
Usahakan agar bisnis Anda dimuat dimedia massa atau elektronik, sehingga informasi bisnis tersebut dapat tersebar luas dengan gratis. Terutama bagi usaha kecil menengah, banyak media yang ingin meliputnya. Perluas jaringan Anda dengan mencari relasi media yang bisa diajak kerjasama untuk mempromosikan bisnis Anda.
9. Masuklah ke dalam komunitas
Media komunitas menjadi pilihan tepat bagi usaha kecil dan menengah yang memiliki dana terbatas, untuk mempromosikan produknya. Jika Anda menjual pada komunitas yang sering Anda ikuti, maka tidak diperlukan lagi biaya iklan.
10. Memasang papan iklan
Papan iklan di lokasi strategis, merupakan alat promosi yang bagus. Karena mudah dilihat dan dibaca orang yang melewati lokasi tersebut.
11. Lakukan hal kecil yang berdampak besar
Hal kecil seperti memberi senyuman, salam, kamar mandi yang bersih, mengangkat telepon pada dering ketiga, kartu nama yang menarik, serta kebersihan lokasi usaha Anda ternyata mempengaruhi image konsumen terhadap bisnis dan produk yang Anda tawarkan.
12. Berikan hadiah untuk konsumen
Tidak perlu hadiah mahal, hadiah seperti pengiriman gratis, atau softdrink gratis, ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen yang menggunakan produk Anda. Sehingga mereka tidak segan untuk kembali menggunakan produk Anda.
13. Gunakan strategi word of mouth
Promosi paling efektif adalah pemasaran melalui mulut ke mulut. Dengan memberikan informasi yang mengena pada konsumen, mereka akan meneruskan informasi tersebut kepada orang lain. Sehingga informasi produk Anda tersebar di kalangan masyarakat.
14. Hindari meniru produk ternama
Hindari pengunaan strategi promosi yang sudah sering digunakan untuk produk lainnya. Usahakan cari strategi yang belum pernah digunakan dan memicu rasa penasaran konsumen untuk membeli produk tersebut.
15. Jangan menganggap pesaing sebagai musuh
Selain memberikan dampak negatif, bersaing dengan competitor hanya akan menghabiskan banyak biaya dan hanya akan menjadi persaingan harga . Sehingga konsumen akan berpindah ke produk lain yang harganya stabil.
16. Promosi silang (Cross-promote)
Masukan promosi produk terbaru Anda yang siap dilaunching, pada setiap kegiatan promosi yang Anda lakukan. Sehingga dalam satu kali kegiatan promosi, bisa menginformasikan produk yang Anda miliki semaksimal mungkin.
17. Iklan alternatif akhir
Iklan bukan strategi pokok dalam pemasaran, karena biasanya memakan banyak biaya. Bila dana terbatas, usahakan untuk memilih tempat iklan yang tepat pada sasaran Anda. Agar biaya yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia.
18. Menunggu hasil
Yang terakhir sabar menunggu hasil, karena penjualan merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Jadi tidak bisa langsung memberikan hasil saat promosi berlangsung, hasilnya baru terlihat setelah promosi selesai. Beri waktu bagi konsumen untuk menilai produk Anda, dan biarkan waktu yang bekerja untuk menjualkan produk Anda.

Strategi Penjualan Untuk Menarik Minat Pelanggan

0 komentar
Dalam berbisnis, masalah penjualan sering menjadi fokus utama para pelaku usaha. Tanpa adanya strategi penjualan yang baik, maka bisa dipastikan omset yang diterima pelaku usaha pun juga ikut berkurang. Tidaklah heran bila banyak pelaku usaha yang sengaja melakukan berbagai strategi penjualan untuk meningkatkan pendapatan utama mereka setiap bulannya.
Sampai saat ini, masih banyak pelaku usaha yang sering mengalami kesulitan dalam menarik minat pelanggan. Sehingga sebagian besar bisnis mereka memiliki transaksi penjualan yang cenderung belum stabil, bahkan bisa dikatakan lebih sering minus (rugi) karena biaya operasionalnya lebih tinggi dari omset yang didapatkan.
Lalu, bagaimanakah caranya agar kita dapat menarik pelanggan? Pada dasarnya ada berbagai strategi pemasaran yang dapat kita coba, mari kita simak  tips pemasaran berikut ini :
  • Informasikan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh konsumen dari produk Anda.
    Informasi tersebut menjadi salah satu senjata bagi Anda untuk mendorong ketertarikan konsumen dengan penawaran yang disampaikan. Berikan bukti nyata kepada konsumen mengapa mereka perlu membeli produk Anda.
  • Publikasikan program-program promosi yang Anda lakukan.
    Penawaran promosi seperti diskon potongan harga, buy 1 get 1 free (beli 1 gratis 1), atau pemberian hadiah khusus bagi para konsumen setia, merupakan ajang bagi para pelaku usaha untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Karena itu jangan pernah lupa menginformasikan kegiatan promosi yang Anda laksanakan, kepada khalayak ramai.
  • Bagikan contoh produk gratis kepada konsumen.
    Dari sampel gratis yang diberikan, secara tidak langsung akan mendorong para konsumen untuk ingin mengetahui dan mengenal lebih jauh lagi tentang produk yang Anda tawarkan. Dan tidak menutup kemungkinan bila banyak konsumen yang akhirnya membeli produk Anda setelah mendapatkan sampel gratis.penjualan produk
  • Buatlah program khusus untuk membangun loyalitas konsumen.
    Pelanggan setia adalah aset paling penting bagi para pelaku usaha untuk menjaga kestabilan penjualan. Karena itu membuat program khusus bagi para pelanggan setia Anda, menjadi salah satu cara untuk mempertahankan loyalitas mereka. Sehingga pelanggan Anda tidak pindah ke  produk lain. Misalnya saja dengan memberikan produk gratis bagi konsumen Anda yang berulang tahun, mengadakan kegiatan menarik seperti jalan sehat bersama atau mengadakan acara mudik gratis bersama bagi para pelanggan setia Anda. Kegiatan seperti inilah yang diadakan produsen susu anline, teh sariwangi, indomie, dll, sebagai tanda terimakasihnya kepada para pelanggan setia.
  • Berikan inovasi baru yang belum dimiliki produk lain.
    Dengan adanya inovasi baru pada produk Anda menjadi salah satu kelebihan yang dapat Anda jadikan sebagai modal usaha. Ketika produk Anda memiliki nilai lebih dibandingkan produk lainnya, maka peluang konsumen membeli produk Anda semakin terbuka lebar. Dan penjualan pun dapat meningkat seiring bertambahnya jumlah konsumen yang tertarik membeli produk Anda.
Setelah kita mengetahui bagaimana cara menyusun strategi penjualan untuk menarik minat pelanggan, kini saatnya Anda mempraktekannya secara langsung pada bisnis yang Anda jalankan. Mulailah dari sekarang,  salam sukses!

Merencanakan Ekonomi dan Keuangan cara Robert T.Kiyosaki

0 komentar



Pada tahun 1985, Robert T. Kiyosaki dan Kim, istrinya, tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka tak punya pekerjaan dan hanya punya sedikit sisa tabungan. Kartu kredit mereka sudah melampaui batas pengambilan, dan mereka hidup di dalam sebuah Toyota cokelat usang dengan kursi reclining yang berfungsi sebagai tempat tidur. Kadang-kadang mereka melakukan pekerjaan serabutan dan mendapat beberapa dolar di sana sini. Pada saat itu mereka diliputi keraguan yang dalam. Gagasan sebuah pekerjaan yang aman dan menjamin dengan slip gaji bulanan terasa sangat menggoda. Tapi karena keamanan kerja bukanlah yang mereka cari, mereka terus berjuang. Hidup dari hari ke hari, di tepi jurang kehancuran finansial.http://www.ovebore-pengusahakaya.blogspot.com/
Tahun itu, 1985, adalah tahun terburuk dalam hidup mereka, sekaligus yang terpanjang. Siapa pun yang mengatakan bahwa uang tidak penting sudah jelas tak pernah merasakan tidak punya uang dalam waktu lama. Mereka tahu, mereka selalu bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi yang aman dan menjamin. Mereka sama-sama lulusan perguruan tinggi dengan ketrampilan bekerja yang bagus dan etos kerja yang kuat. Tapi mereka tidak mencari keamanan pekerjaan. Mereka mencari kebebasan finansial.
Pada tahun 1989 mereka sudah menjadi jutawan. Meskipun tampak berhasil secara finansial di mata orang-orang, saat itu mereka tetap belum mencapai impian mereka. Mereka belum meraih kebebasan finansial yang sejati. Masih diperlukan waktu sampai tahun 1994. Saat itulah mereka sudah tidak perlu lagi bekerja seumur hidup mereka. Mereka berdua sudah memperoleh kebebasan finansial. Robert berumur 47, Kim 37.
Sering sekali kita mendengar orang berkata, “Dibutuhkan uang untuk menghasilkan uang.”
Robert tidak sependapat. Dari kondisi tuna wisma di tahun 1985 hingga menjadi jutawan di tahun 1989 dan kemudian mencapai kebebasan finansial di tahun 1994, mereka tidak membutuhkan uang. Mereka tidak mempunyai uang ketika memulainya, bahkan mereka memiliki utang.
Juga tidak dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi. Robert punya ijazah perguruan tinggi, dan sejujurnya ia mengatakan bahwa mencapai kebebasan finansial tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari di perguruan tinggi. Banyak orang sukses meninggalkan bangku sekolah tanpa memperoleh ijazah perguruan tinggi. Orang-orang seperti Thomas Edison, pendiri General Electric; Henry Ford, pendiri Ford Motor Co.; Bill Gates, pendiri Microsoft; Ted Turner, pendiri CNN; Michael Dell, pendiri Dell Computers; Steve Jobs, pendiri Apple Computer; dan Ralp Lauren, pendiri Polo. Pendidikan perguruan tinggi penting untuk profesi tradisional, tapi “tidak” bagi cara orang-orang ini mendapatkan kekayaan besar. Mereka mengembangkan bisnis mereka sendiri yang berhasil. Dan itulah yang dulu diupayakan Robert dan Kim dengan susah payah.
Jadi, apa yang dibutuhkan?
Mind Your Business with Financial Intelligence
Apakah Anda selama ini bekerja keras dan membuat orang lain kaya? Sejak kecil kebanyakan orang diprogram untuk mengurus bisnis orang lain dan membuat orang lain kaya. Hal ini diawali tanpa sadar dengan kata-kata nasihat sebagai berikut:
1. “Kau harus bersekolah dan mendapat nilai bagus supaya bisa mempunyai pekerjaan yang aman dan menjamin dengan gaji tinggi serta tunjangan yang bagus.”
2. “Kau harus bekerja keras supaya bisa membeli rumah impianmu, karena rumahmu adalah aset dan investasimu yang paling berharga.”
3. “Hipotek menguntungkan kita karena pemerintah memberikan pemotongan pajak untuk pembayaran bunganya.”
4. “Beli sekarang, bayar belakangan,” atau “Uang muka kecil, angsuran bulanan ringan,” atau “Silakan masuk dan menabung.”
Orang yang begitu saja mengikuti kata-kata nasihat itu sering menjadi:
1. Pegawai, membuat atasan dan pemilik perusahaan kaya.
2. Debitor, membuat bank dan kreditor kaya.
3. Pembayar pajak, membuat pemerintah kaya.
4. Konsumen, membuat banyak bisnis lain kaya.
Bukannya mencari jalur cepat finansial mereka sendiri, mereka membantu orang lain menemukan jalur cepat finansial mereka. Bukannya mengurus bisnis mereka sendiri, mereka bekerja keras seumur hidup mengurus bisnis orang lain.
Menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya “CASHFLOW Quadrant”, ada empat kuadran yang mungkin menjadi sumber penghasilan seseorang.
Diagram ini adalah CASHFLOW Quadrant.
Huruf dalam masing-masing kuadran mewakili:
E untuk employee (pegawai)
S untuk self-employed (pekerja lepas)
B untuk business owner (pemilik usaha)
I untuk investor (penanam modal).
CASHFLOW Quadrant mewakili berbagai metode yang berlainan untuk mendapatkan uang atau penghasilan. Sebagai contoh, seorang “E” mendapat uang dengan bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Orang-orang “S” mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri. Seorang “B” memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan “I” mendapatkan uangnya dari berbagai investasi mereka – dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih banyak.
Seorang “E” (pegawai) bisa merupakan presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang terpenting bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian mengikat yang mereka miliki dengan orang atau organisasi yang mempekerjakan mereka.
Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan “profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan. Juga dalam kelompok ini terdapat orang-orang yang mengambil jalur pendidikan di luar, atau di samping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tukang kayu, pengkhotbah, tukang listrik, penata rambut, dan artis.
Seorang “B” nyaris merupakan lawan dari “S”. Mereka senang mengitari diri mereka dengan orang-orang pandai dari keempat kategori. Tidak seperti “S” yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karena menganggap tidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), seorang “B” sejati suka mendelegasikan pekerjaan.
Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang “S” memiliki sebuah pekerjaan sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan kemudian menyewa orang-orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu. Atau dengan cara lain bisa dikatakan, dalam banyak kasus “S” adalah sistemnya. Itu sebabnya mereka tidak bisa pergi meninggalkan bisnisnya untuk waktu yang lama.
Sebaliknya, mereka yang merupakan “B” sejati bisa meninggalkan usaha mereka selama satu tahun atau lebih, dan pada saat kembali menemukan bisnis mereka lebih menguntungkan serta berjalan lebih baik dibanding ketika mereka tinggalkan. Dalam bisnis jenis “S” murni, jika sang “S” pergi selama satu tahun atau lebih, kemungkinan besar takkan ada bisnis yang tersisa ketika mereka kembali.
Pemilik bisnis “B” bisa berlibur selamanya karena mereka memiliki sebuah sistem, bukan sebuah pekerjaan. Jika “B” sedang berlibur, uangnya masih mengalir masuk. Sangat banyak orang yang bisa membuat burger lebih enak dari McDonald’s, tapi hanya McDonald’s yang mempunyai sistem yang telah menyajikan miliaran burger. Bill Gates dari Microsoft tidak membuat produk hebat. Ia membeli produk orang lain dan membangun sistem global yang canggih di sekitarnya.
“I” (investor) membuat uang dengan uang. Mereka tak perlu bekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka. Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. Di dalam kuadran “I” inilah uang diubah menjadi kekayaan.
Itulah CASHFLOW Quadrant, yang sebenarnya hanya memaparkan perbedaan tentang cara memproleh penghasilan, entah itu sebagai “E” (pegawai), “S” (pekerja lepas), “B” (pemilik usaha), atau “I”penanam modal).
Perbedaan pokok keempat kuadran itu terangkum di bawah ini:
E : Anda adalah pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan.
S : Anda memiliki pekerjaan dan Anda terikat dengan pekerjaan itu.
B : Anda memiliki sistem dan orang lain bekerja untuk Anda.
I : Uang bekerja untuk Anda.
Sebagian besar dari kita pernah mendengar bahwa rahasia memperoleh kekayaan besar adalah:
1. OPT – Other People’s Time (Waktu Orang Lain).
2. OPM – Other People’s Money (Uang Orang Lain).
OPT dan OPM ditemukan di sisi kanan Quadrant. Kebanyakan orang yang bekerja di sisi kiri Quadrant adalah OP (Other People) yang waktu dan uangnya dipergunakan oleh mereka yang berada di sisi kanan Quadrant. Di sisi kiri, para “E” dan “S” mungkin memiliki keamanan pekerjaan. Tapi, hanya dengan menjadi “B” atau “I” di sisi kanan Quadrant-lah Anda akan meraih keamanan dan kemudian kebebasan finansial.
Dengan memilih bisnis jenis “B”, bukannya bisnis jenis “S”, Anda akan memperoleh keuntungan jangka panjang menggunakan “waktu orang lain”. Salah satu kelemahan menjadi “S” yang berhasil adalah: keberhasilan itu berarti harus bekerja lebih keras. Dengan kata lain, pekerjaan yang bagus menghasilkan kerja yang lebih keras dan jam kerja yang lebih panjang.
Dalam merancang bisnis di sisi kanan Quadrant, sukses berarti meningkatkan sistem dan melibatkan lebih banyak orang. Dengan kata lain, kita bekerja lebih sedikit, menghasilkan uang lebih banyak, dan menikmati lebih banyak waktu luang.
Di seluruh Quadrant dibutuhkan kecerdasan finansial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant, yaitu sisi “B” dan “I”, Anda harus lebih pandai daripada jika memilih diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” atau “I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir.
Robert Kiyosaki mendefinisikan kekayaan sebagai: “Jumlah hari di mana Anda bisa bertahan tanpa bekerja secara fisik (atau tanpa siapa pun dalam keluarga Anda bekerja secara fisik) dan tetap mempertahankan tingkat kehidupan Anda.”
Sebagai contoh: Jika pengeluaran Anda adalah Rp. 1.000.000,- per bulan, dan jika Anda memiliki tabungan sebesar Rp. 3.000.000,- maka kekayaan Anda adalah sekitar 3 bulan atau 90 hari. Kekayaan diukur dalam satuan waktu, bukan uang.
Jadi, yang penting bukanlah terutama tentang berapa banyak uang yang Anda hasilkan, tapi lebih mengenai berapa banyak uang yang Anda simpan, seberapa keras uang itu bekerja untuk Anda, dan berapa banyak generasi yang bisa Anda hidupi dengan uang itu. Itulah yang disebut kecerdasan finansial.
Beberapa tahun lalu, sebuah artikel menuliskan bahwa sebagian besar orang kaya menerima 70% penghasilan mereka dari investasi, atau dari kuadran “I”, dan kurang dari 30%-nya dari gaji, atau dari kuadran “E”. Dan jika bekerja sebagai “E”, maka kemungkinan besar mereka adalah pegawai perusahaan mereka sendiri.
Bagi kebanyakan orang lain, yaitu golongan miskin dan kelas menengah, setidaknya 80% penghasilan mereka berasal dari gaji di kuadran “E” atau “S” dan kurang dari 20% berasal dari investasi, atau dari kuadran “I”.
Banyak orang percaya bahwa hanya dengan menghasilkan lebih banyak uang, masalah finansial mereka akan selesai. Tapi, dalam banyak kasus, hal ini malah hanya menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar. Alasan utama orang mempunyai masalah keuangan adalah karena mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang pengelolaan cash flow. Tanpa latihan ini mereka akhirnya mendapat masalah keuangan, lalu mereka bekerja lebih keras dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang akan memecahkan masalah mereka.
Jadi, jika Anda ingin mengurus bisnis Anda sendiri, langkah berikut sebagai CEO bisnis hidup Anda adalah mengendalikan cash flow Anda. Jika Anda tidak melakukannya, menghasilkan lebih banyak uang takkan membuat Anda bertambah kaya… bahkan, lebih banyak uang membuat sebagian besar orang semakin miskin karena mereka sering pergi membelanjakannya dan semakin dalam terbenam utang setiap kali mendapat kenaikan gaji.
Seperti dinyatakan oleh Robert Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad Poor Dad,” ada tiga pola cash flow dasar. Satu untuk kelompok miskin, satu untuk kelompok kelas menengah, dan satu untuk kelompok kaya.
Inilah pola cash flow untuk kelompok miskin:
Pola cash flow ini dianggap “normal” dan “inteligent” oleh masyarakat kita. Karena orang-orang yang mempunyai pola ini kemungkinan memiliki pekerjaan dengan bayaran tinggi, rumah bagus, mobil, dan kartu kredit.
Inilah yang disebut “impian kelas pekerja.”
Mempunyai pola cash flow kelas menengah memang normal di Era Industri, tapi hal itu bisa berbahaya di Era Informasi. Seiring dengan berkembangnya kecerdasan finansial, banyak orang yang mulai menyadari kesulitan finansial yang sedang mereka alami, meskipun masyarakat menganggap mereka “normal secara finansial.”
Ketika pemahaman itu timbul, Anda harus mulai berpikir seperti orang kaya dan bukannya seperti pekerja keras kelas menengah. Dengan mengubah pola berpikir Anda seperti pola berpikir kelompok kaya, Anda akan mulai mencari pola cash flow seperti ini:
Inilah pola pemikiran mental yang diajarkan oleh Robert Kiyosaki.
Ia tidak menyarankan Anda menjadi kecanduan pekerjaan dengan bayaran tinggi, tapi agar Anda mengembangkan pola pemikiran yang hanya terpusat pada aset dan pemasukan dalam bentuk capital gain, deviden, pemasukan uang sewa, pemasukan residual bisnis, dan royalti atau passive income.
Bagi Anda yang ingin berhasil di Era Informasi, semakin cepat mulai mengembangkan kecerdasan finansial serta emosional untuk berpikir dalam pola ini, semakin cepat Anda akan merasa lebih aman secara finansial dan menemukan kebebasan finansial. Dalam dunia di mana terdapat semakin sedikit keamanan pekerjaan, pola cash flow ini terasa lebih masuk akal. Dan untuk mencapai pola ini Anda perlu melihat dunia dari sisi “B” dan “I”, tidak hanya dari kuadran “E” dan “S” saja.
Di Era Informasi, gagasan kerja keras tidak mempunya arti yang sama dengan Era Agraria dan Era Industri. Di Era Informasi, orang yang bekerja fisik paling keras akan dibayar paling sedikit. Jadi, ungkapan “pakai otak, jangan pakai otot” maksudnya: bukan memakai otak di kuadran “E” dan “S”. Yang dimaksud adalah memakai otak di kuadran “B” dan “I”. Itulah pola berpikir Era Informasi, yang membuat kecerdasan finansial dan emosional sangat penting saat ini seperti halnya di masa depan.



Rich Dad Poor Dad and Cashflow Quadrant


RAHASIA ORANG KAYA SEMAKIN KAYA,ORANG MISKIN SEMAKIN MISKIN SECARA FINANSIAL

0 komentar
"Jagalah pengeluaran anda agar tetap rendah, kurangilah liabilitas anda, dan rajin-rajinlah membangun dasar asset yang solid terlebih dahulu". Anda tahu apa itu asset dan liabilitas?
 Menurut Robert t kyosaki, sederhananya Asset adalah memasukkan uang ke saku/dompet anda dan Liabilitas adalah mengeluarkan uang dari saku atau/dompet anda. Dengan memasukkan ke kolom asset maka uang anda bertambah, sedangkan dengan liabilitas maka uang anda akan berkurang. Biasanya semakin tinggi status seseorang maka secara otomatis bertambah pula tingkat liabilitasnya. Sebagai contoh; Seorang karyawan kelas menengah atau di quadrant E/employee dengan gaji 3jt/bln, dengan rumah sederhana dengan tiba-tiba dia mendapatkan kenaikan gaji sebesar 1jt,sehingga menjadi 4jt/bln. Anda tahu apa yang dilakukanya tanpa pendidikan finansial? Kebanyakan dari mereka tingkat liabilitas/pengeluaran konsumtifnya pastilah akan naik,dengan membangun rumah mereka lebih megah,mencicil mobil dan motor baru, membeli pakaian dan perabotan-perabotan yang mewah dan baru. Lalu apa ada yang salah? Ya,kelihatanya tidaklah ada yang salah,memang kebanyakan budaya kita seperti itu.Mereka merasa sudah mapan sehingga semakin banyak pula pengeluaran konsumtifnya. Padahal kalau kita melek financial dan pengen bebas financial, seharusnya uang yang masuk ke dalam saku kita lebih baik kita kembangkan lagi agar lebih berproduktif, bukanya langsung kita belikan sesuatu barang liabilitas/konsumtif, ya kebanyakan dari kita tidak sabar dan pengenya biar dipuji-puji tetangga dan merasa kaya. . Rahasia orang-orang kaya adalah mereka selalu memasukkan uang atau pemasukan ke dalam kolom asset terlebih dahulu, sehingga menjadi ASSET YANG MENGHASILKAN ASSET. Pola pikir orang kaya, adalah mereka menggunakan kecerdasan finansial untuk menggunakan uang. Mereka selalu menambahkan ke kolom asset pemasukan mereka dan menghasilkan asset lagi begitu secara terus menerus, sehingga mereka selalu memberdayakan/menciptakan uang menjadi uang bahkan melipatgandakanya.bukanya kita bekerja untuk uang tetapi uanglah yang bekerja untuk kita. Mereka menciptakan system mesin keuangan yang solid dan secara 24jam uang itu bekerja untuk mereka. Mereka mendapatkan mobil,rumah dan barang-barang mewah lainya adalah hasil hadiah dari kerja uang di kolom ASSET. Jadi pola pikirnya mereka selalu memasukkan pemasukan ke kolom asset terlebih dahulu,sebelum ke liabilitas/pengeluaran konsumtif dan barang mewahlah sebagai hadiahnya,sehingga mereka tidaklah bekerja keras tetapi mereka bekerja cerdas. Uanglah yang menciptakan uang lagi.Inilah rahasia orang kaya semakin kaya. Berbeda dengan pola pikir miskin,mereka membeli barang mewah dahulu tanpa memasukkan uang ke kolom asset, sehingga semakin kaya atau ingin menjadi kaya,mereka haruslah semakin keras dan semakin keras lagi bekerja untuk uang,dan kalau mereka tidak bekerja mereka tidak mendapatkan uang/pemasukan.Berbeda sekali dengan pola pikir orang kaya,bisnisnya tetap jalan,walaupun mereka pergi jalan-jalan walaupun bisnisnya ditinggal 1th-pun,dia pulang malahan bisa jadi bisnisnya semakin besar. Sedangkan dengan pola pikir miskin, setiap hari mereka harus bekerja demi uang terus dan terus. Orang kaya sering menyisihkan/menyumbangkan banyak hartanya untuk  kepentingan sosial,yayasan dan rumah-rumah peribadatan dan agamanya. Pola pikir miskin berbeda mereka jarang sekali melakukanya.
“Pointnya adalah masukkan setiap inflow/pemasukan selalu kedalam asset terlebih dahulu sebelum kamu gunakan untuk liabilitas. Biarkan uang anda bekerja keras selama 24 jam secara terus menerus terlebih dahulu,sehingga akan menghasilkan pendapatan pasif/passive income, dan barang mewah adalah sebagai timbal balik atau hadiahnya. Jadi bukan anda yang bekerja keras tetapi uang andalah yang bekerja keras”.
Pola pikir kaya lainya akan saya bahas di selanjutnya…

Andi Wanabe
(Business owner)

Dapatkan Uang Lotre $10.000 Hanya Dengan Mengklik Banner di Bawah,Serta free Login Register.Get $10000 Only By Clickling This Banner.